untuk kamu , puncak tertinggi mimpiku . sudah siapkah kamu malam ini kita bertemu lagi disitu ?

untuk kamu , yang telah kujadikan ratu di kerajaan cinta ini , sudah siapkan kamu untuk menerima segala puja-puji ku yang tulus tanpa henti ini sebagai rakyat yang setia kepadamu?

untuk kamu , yang memiliki mata ( yang jika aku terkesan melebih-lebihkan ) seperti bintang ciptaan-nya . terpancar sinar penuh harapan nyata , harapan yang sama seperti seorang anak yang menginginkan sebuah boneka , ya , setulus itu , se jujur itu , seperti cinta itu .

untuk kamu , semua hening malam dan sunyi nya langit kelam , maukah kamu selalu begitu , selalu menjadi hal yang dinanti , menjadi hal yang diharapkan dan akan tetap dirindukan? maukah ? jika kamu bersedia , segera lah tutup malam mu , dan segera menemuiku disini , di tempat kecil , sempit namun tetap terasa bebas dan tinggi , yaitu janji-janji yang sudah kita sepakati bersama .

untuk ‘dia’ , yang selalu engkau ingatkan setiap nama-nya berkumandang , agar aku segera menemui-nya , untuk sejenak berhenti memujimu untuk segera memuja-nya . tapi percayalah sayang , di dalam setiap do’a ku , setelah ku mendoakan kedua orang tua ku , aku pastikan nama mu lah orang berikutnya .

untuk mereka , yang belum mengetahui seterang apa pelangi yang telah kita coba buat berdua , seperti apa tawa riang kita ketika membicarakan hal yang ( bahkan ) menurut ku itu basi dan tidak menarik sekalipun. ya betul sayang , mereka belum mengetahui nya .

untuk kita , yang aku sendiri belum mengetahui sampai kapan kata ganti ‘kita’ itu ku gunakan , semoga hingga ku tidak mampu menulis dan berjalan lagi , sampai ku tak mampu lagi mengingat mimpi kita , sampai cucu-cucu kita mulai bersedih akan kesehatan dan kondisi tubuh ku yang sudah menua , semoga saja sampai seperti itu .

Kamu , ‘dia’ , mereka , kita .

bertemu , bersedia , suatu ketika , tanpa terucap kata .

nb: kamu – diperankan oleh orang yang masih sama .